Sabtu, 15 April 2017

Resensi Novel Rio De Raneiro

A. Identitas Buku
A.    Judul Buku      : Rio de Raneiro
B.     Jenis Buku        : Novel Persahabatan, misteri
C.     Penulis             : Dona Nadira
D.    Penerbit            : Dar! Mizan
E.     Cetakan            : Cetakan I, Jumada At-Tsaniyah 1432 H/Mei 2011
   Cetakan II, Dzulqadah 1432 H/Oktober 2011
      F.  Tebal                 : 204 hlm
      G.  Ukuran             : 19.5 cm
B. Sinopsis
            Rio Ilham adalah laki-laki supernarsis dengan berbagai kemampuan, yang sukses memerankan The Phantom dalam sebuah pertunjukan balet.
Keberhasilannya itu menyebabkan salah seorang penonton, Eliza Girari, mencari sosok laki-laki misterius tersebut.
Tak disangka, Rio adalah kakak dari teman satu sekolah Eliza, Rika Ilham. Dengan perasaan gembira yang meluap-luap, akhirnya Eliza belajar balet pada Rio. Hingga kejadian tak terduga menimpa keluarga Eliza. Gudang garmen milik ayah Eliza dikuras pencuri. Kasus ini menjadi ramai karena ditangani langsung oleh beberapa detektif ulung.
Kenapa bisa begitu, ya? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa benar Rio melakukan hal tersebut?     

C. Kelemahan dan Keunggulan Buku
ð  Kelemahan Buku :
      1. Sampul  bukunya mudah terbaret
      2. Sampul bukunya mudah terlipat
ð  Keunggulan Buku :
      1. Pemakaian bahasa bukunya bagus
      2. Ceritanya asik dan seru
      3. Dapat Collectible Card (kartu) untuk pembatas
  
D. Rangkuman

Hari ini aku menonton  pertunjukan balet. Sudah lama aku tidak menyaksikan pertunjukan balet. Waktu sudah sore, aku langsung lari menuju kamarku untuk memilih baju. Setelah itu aku mandi lalu berangkat.
            Aku mendapat tempat duduk yang strategis. Acara belum dimulai. Lima menit kemudian acara dimulai. Aku kaget melihat suasana pemntasan ini begitu hidup. Ini bukan balet murni, tapi lebih ke bentuk dongeng yang diceritakan.
            Aku menyukai salah satu pemeran dalam balet itu. Ia berperan sebagai The Phantom. Aku melihat booklet-ku pemeran The Phantom itu. Namanya Rio “Dewa” Ilham. Rio Ilham? Namanya mengingatkanku pada teman satu sekolahku. Rika Ilham. Mungkin nanti aku akan bertanya pada Rika di sekolah.
            Sekolahku akan mengadakan pementasan pentas seni yang bernama Hexon Artivista. Aku salah satu dari panita acara tersebut. Aku dan Clara ditugaskan oleh Kak Bayu untuk mengatur auditorium. Tiba-tiba, Clara bertanya padaku tentang penpal-ku, Rane. Clara bertanya kabarnya dan aku menjawab Rane baik-baik saja.
            Aku dan Clara melihat seseorang yang sedang mengutak-atik equalizer mirip dengan rane. Kami bingung, apakh itu rane atau bukan. Lalu, kami tak mempedulikan itu. Setelah selesai, aku dan Clara menunjukan hasil pengaturan auditorium. Kak Bayu bilang pada ku bahwa Rika mencariku dan mengajak makan siang. Memang ada apa?
            Aku mendatangi Rika diwaktu istirahat.Rika hanya ingin makan bersamaku karena sudah lama kami tidak makan bersama. Rika mengajakku untuk bermain dirumahnya besok sore. Karean aku takut tidak diizinkan bermain, aku mengajak Rika main dirumahku. Dan Rika setuju.
            Hari ini Rika akan berkunjung ke rumahku dan minggu depan aku ke rumah Rika. Aku pulang bersama Rika, Zoe, Alia, dan Maylis. Kami bingung ingin bermain apa. Dan kami memutuskan untuk bermain petak umpet dirumahku.
            Alia yang jaga. Aku melihat Rika kebingungan mencari tempat megumpat. Aku mengajaknya mngumpat bersamaku. Aku membawanya menuju lorong buntu. Ada pintu yang samar disitu, dan aku membukanya. Rika kebingungan dan aku memberitahunya bahwa pintu yang dimasuki kami yaitu pintu menuju gudang Fabricatory, pabrik kain milikk ayahku. Rka kaget dan dia bilang tidak bakal bilang ke siapa-siapa.
            Rika berkata bahwa ia akan di jemput oleh kakanya. Aku bertanya pandanya tentang pertunjukan balet itu dan benar! Ternyata Rio Ilham adalah kakanya Rika. Aku senang sekali. Dan akhirnya Rika pulang lalu disusul oleh temanku yang lainnya.


            Dirumah Rika, Rika dan kakaknnya Rio bertengkar sedikit karena sikap kakaknya tadi dirumah Eliza. Dan, keluarga Ilham (keluarga Rika) adalah keluarga seniman sejati.
            Kak Bayu meminta bantuan ayahnya Rika untuk membuat background musik untuk pertunjukan seni di sekolah. Rio memasuki kamar kakanya, Rei untuk meminjam ruangan studio Rei.Rika masuk ke studio Rei untuk bertemu dengan Rio dan berkata bahwa Eliza ingin diajari balet oleh Rio.
            Hari ini, aku akan bermain dirumah Rika. Kami bingung ingin bermain apa. Suasana sunyi karena kami sibuk berfikir. Akhirnya aku membuak percakapan dengan bertanya bagimana pelajaran sekolah sekarang. Aku melihat Rio menuruni tangga dan dia menyapaku. Rio mengajakku untuk diajari balet oleh-nya. Rumah Rika memiliki tempat latihan balet khusus untuk Rio. Rio mengajariku beberapa pola dasar balet. Aku kelalahan belajar balet dan akhirnya aku bilang agar aku hanya melihat kak Rio menari saja.
            Rio bertanya pada Rika tentang Eliza. Rika memberitahu Rio bahwa ayah Eliza adalah pemilik Fabricatory dan pintu belakang rumah Eliza yang menuju gudang Fabricatory. Rio kaget dengan apa yang diberitahu oleh Rika. Rio merupakan salah satu penggemar produk Fabricatory.
            Hari ini aku dan para panitia lainnya sedang menyiapkan panggung. Aku melihat Rio bersama Ayahnya di equalizer. Clara bertanya padaku apa itu Rane apa bukan dan aku menjawabnya itu Rio. Kak Rio meneleponku dan mengajakku untuk latihan balet lagi.
            Rio sedang menunggu dirumahnya. Tiba-tiba, salah satu temannya dari AIBA (Asian International Balet Academy) mengajaknya untuk kumpul-kumpul. Dan rio setuju untuk ikut. Rio tidak memberi tahu Eliza kalau ia akan kumpul-kumpul bersama temannya.
            Aku sudah siap untuk pergi ke rumah Rika. Aku pergi naik Hangtram menuju rumah Rika. Ketika sampai, Ayah Rika berkata bahwa Rio pergi kumpul-kumpul bersama temannya. Aku menyesal telah datang dan seharusnya Rio bilang padaku. Sudahlah.
            Aku sedang tiduran diksurku dan tiba-tiba saja ayah meneleponku dan berkata bahwa besok aku sekeluarga akan libur ke Pulau Azula. Aku langsung menyiapkan barang-barangku. Dan tidur. Disana, aku langsung memohaon pada ayahku untuk melihat pantai terlebih dahulu.
            Tiba-tiba, kak Rio megirim SMS padaku dan ia bilang bahwa aku dikeluarkan dari kepanitiaan pentas seni sekolahku. Aku tidak percaya itu. Kak Bayu akan memberitahuku langsung jika iya aku dikeluarkan.
            Disekolah, tiba-tiba sana Rio mengejekku dengan bilang Tukang Kain. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba ia berkata seperti itu. Aku dan Karina sedang makan. Dari belakang ada seseorang yang menepuk bahuku. Ternyata Kak Bayu. Dia bilang aku sudah bolos latihan selama dua kali. Ternyata aku belum dikeluarkan oleh Kak Bayu.
            Aku menelepon Rika untuk berbicara dengannya tentang Rio. Aku bertanya apakah Rio seorang pembohong atau tidak. Rika menjawab tergantung. Kadang Rio membenci orang tanpa alasan yang jelas dan akan membuat orang itu kesusahan.
            Hari ini hari pementasan tiba. Panitia menyediakan kotak untuk sumbangan bencana gempa. Aku pergi kesekolah berjalan kaki. Aku bertemu dengan salah satu pemeran dalam pementasan tadi yang juga teman dekat Rio. Namanya Mori. Dia tersesat mencari sekolahku. Aku mengantarnya ke sekolah. Di sekolah, Rio mengajakku bercanda dan aku tak suka candaan itu. Aku memarahinya dan dia memarahiku sambil mengancamku.
            Rio minta maaf kepadaku soal kejadian tadi. Aku mengobrol dengan Kak Mori, Rio, Tari, Irina dan Victor. Pementasaan begitu lancar. Aku tidak benar-benar menonton acara itu karena aku mondar-mandir karena aku panitia. Rio ikut berperan dalam pementasan itu sebagai bintang tamu. Ia bernyanyi dan suara Rio begitu bagus.
            Rio mengajak Rei berkemah di lokasi dekat gempa bumi dekat dengan Helenska. Aku sedang menonton televisi dan Rio mengirim sebuah video lucu sebagai tanda permintaan maaf ketika pementasan kemarin.
            Hari ini ayahku mengabariku bahwa ada seseorang yang membeli setengah gudang Fabricatory dan hanya meninggalkan uang di koper yang harganya setara dengan barang yang diambilnya. Dan tidak ada satu orang pun yang tahu siapa itu. Aku berfikir bahwa Rio yang melakukan itu.
            Ayahku sudah menghubungi kepolisian dan besok akan datang seorang detektif yang akan menangani masalah ini. Ayah Rio mengajak keluarganya makan bersama di Liasam. Ayah Rio bingung. Terakhir kali uang ayah rio ada seratus tujuh puluh ribu Aure. Dan sekarang hanya seratus dua puluh ribu Aure.
            Ayah Rio melapor pada polisi karea uangnya hilang lima puluh ribu Aure. Hari ini, Amta, detektif yang akan menolong keluarga Ilham datang ke rumah keluarga Ilham. Ternyata Amta teman lama Rio.
            Hari ini detektif Algine yang menangani masalah mengurasan gudang ayahku mewawancaraiku. Dia bertanya tentang lorong yang pernah aku masuki ketika main petak umpet. Algine meminta rekaman CCTV rumah tetanggaku.

            Setelah kasus ini diselesaikan, ternyata pelakunya adalah Rio dan Rei. Mereka mengambil uang ayah mereka sebanyak lima puluh ribu Aure dan membeli kain yang banyak di gudang Fabricatory untuk orang korban bencana alam. Rei dijatuhi hukuman empat bulan penjara dan Rio enam bulan penjara.

Sajak Sunda

   Harti jeung Watesan Sajak
Sajak nyaéta karya sastra wangun ugeran (puisi) anu teu pati kauger ku patokan-patokan, nu matak sok disebut ogé sajak bébas atawa puisi modérn. Bébas didinya, tangtuna ogé rélatif. Upami dibandingkeun jeung guguritan, anu ditulis dina wangun pupuh, jelas sajak mah leuwih bébas. Sajak henteu kauger ku jumlah padalisan dina sapadana, jumlah engang dina unggal padana, atawa sora tungtung dina unggal padalisan.
Sajak kauger ku diksi jeung wirahma (nu matak henteu disebut wangun lancaran). Wirahma mangrupakeun ciri utama anu ngabédakeun wangun ugeran jeung wangun lancaran. Wirahma karasa leuwih nonjol dina sajak, bisa jadi lantaran uger-ugeran séjén saperti nu aya dina pupuh teu dipaké.

B.            Wangun Sajak Sunda
Diténjo tina wangun jeung eusina, ragam sajak téh kabagi jadi :
1.    Sajak épik, nyaéta sajak anu eusina ngandung carita kapahlawanan anu aya patalina jeung sasakala, kayakinan, jeung babad. Sajak munggaran anu kalebet sajak épic dikarang ku Ajip Rosidi nu judulna ‘’Janté Arkidam’’ taun 1956.
Sajak séjénna nyaéta sajak anu judulna ‘’ Bagus Rangin’’ karya Ajip Rosidi ogé, eusina nyaritakeun  Bagus Rangin anu dumasar kana agama ngabangkitkeun sumanget bangsana pikeun ngalawan panjajah Balanda di daerah Jatitujuh, Jatiwangi abad ka-19.
Conto:
Janté Arkidam
Panonna beureum siki saga
Leungeunna seukeut lalancip gobang
Niplasan badan palapah gedang
Arkidam, Janté Arkidam. Jsté.
2.    Sajak naratif, nyaéta  sajak anu eusina ngandung hiji carita atawa biasa disebut ‘’balada’’. Anu kaasup kana balada téh nyaéta folk ballad jeungliterary ballad, anu ngisahkeun kahirupan manusa ku sipat asih, dengki, boh timburuna. Wangun séjénna anu kaasup sajak naratif nyaéta poetic tale anu eusina nyaritakeun dongéng.
Conto:
Ruhak
Geuning anjeun lir arjuna sasab
Mentangkeun rěwuan jamparing
nu kapentang lir di usap angin
Sumilir serah bongkokan
Geuning anjeun lir arjuna kasmaran
Ngiceupan rewuan bidadari
Nu kabandang kumalayang
Katiruk ati
Geuning anjeun lir arjuna ědan
Malati ladang metik terus dijeuwang
Aing lain aswatama sumegruk
Bima nu siap padungdung ngababuk jajantung
3.    Sajak lirik, nyaéta sajak anu eusina ngbréhkeun naon anu dirasakeun ku manah hiji jelma. Wangun sajak lirik seueur ditulis dina khazanah sastra modérn Indonésia.
Conto:
Honcéwang
Langit angkeub nyimbutan katumbiri
Panon po
é surup ninggalkeun bumi
Salira teu b
éngras sabihari
Angin tiis pamirig kapeurih ati
Paneuteup teu anteb siga sasari
Sakol
ébat ngajorelat balieus ka jisim diri
Kunaon langit teu béngras lénglang
Sedeng haté mitineung ringrang honcéwang
Naha kunaon katumbiri taya gumawang deui
Maturan kuring nu ngalagena ati. Jsté.
4.    Sajak dramatik, nyaéta sajak anu eusina ngagambarkan paripolah hiji jelma, boh digambarkeun ku kalakuan, dialog, atawa monolog.
Conto:
Sajak Peragawan
Poé ieu ngagaeuleuyeung dina sedan bmw taun ahir
Mencrong sawah salin jinis jadi pabrik
Sapi cacingan, orok ceurik teu kasusuan, patani keur ngaboséh béca
Lagu rock, barudak buligir ajrag-ajragan na kamalir nu pinuh sasalad. Jsté.
5.    Sajak didaktis, nyaéta sajak  anu eusina ngandung pangaweruh atanapi nilei-nilei atikan.
Conto:
GURU
Karya: Siti wasilah

Pangabdian, pangorbanan
Nu tos ibu bapak guru korbankeun 
Moal ka étang
Moal ka bayarku saukur ucapan nuhun
Moal ka ganti ku intan jeung berlian
Moal leungit ku gedé na ombak samudra
Jasa jasa ibu bapak guru
Tos nyaangkeun haté simkuring
Nu poék mongkléng tanpa pangaweruh
Dugika sapertos ayeuna..

6.    Sajak satirik, nyaéta sajak nu eusina ngandung sindiran atawa kritik ngeunaan kahirupan masarakat.
Conto:
Taun 2000 Aya Kénéh Lembur?
Taun 2000 aya kénéh lembur?
Ngan ranteng kawat listrik, sinyal-sinyal jeung kotak kaca ngalimpud beton.
Ti gang ka gang aya élévator, lampu disko, jeung papan reklameu.
Panggih dihiji lembur pinuh kuamparan aspal jeung plastik, sora radio jeung angina bayeungyang. Mawa titipan pakét dongéng purba…,jsté
7.    Romance, nyaéta sajak anu eusina ngébréhkeun  rasa asih atawa cinta  ka hiji jelma.
Conto:
Parapatan Katrésnan
Tah didinya ditempat éta
Urang duaan pateuteup soca
Tah harita lebah dinya
Dag dig dug hat
é masih karasa
Parapatan lebah pudunan
urang nepungkeun kaasih katrésnan
Saksi rundayan katrésnan waktos tepung munggaran
Tah didinya dipéngkolan simpang lima
Salira nyepeng panangan ngedalkeun kaasih kacinta
Jsté.
8.    Elegi, nyaéta  sajak anu ngébréhkeun  kanalangsaan atawa kasedihan.
Conto:


Asih nu Mawa Peurih 1
Asih surup ngudag srangéngé
Haliwungna ati anu ngageuri
Kembang trésna ngawagu wayahna
Rumasa raga teu walakaya
Geuning enya diri ngarasa
Lieuk euweuh ragap teu aya
Ukur keclak ibun katrésna
Ngalemberéh maseuhan satia
Naha enya teu aya harga ?Jsté.
9.    Ode, nyaéta sajak anu eusina ngandung pujian kanggo jelma anu miboga jasa  jeung sifat kapahlawanan.
Conto:
Pahlawan Toha
Arinyana datang ka Indonésia
Rék ngagahgal nyawa
Rék ngarebut nagara
Lain heuheureuyan
Lain heureuy-heureuyeun
Lain heureuyaneun
Ngéntab amarah patriot Toha
Ngeleb wawanéna
Sumangetna ngagedur museur kana gudang mesiu
Gudang mesiu kudu ajur
Mamatih angkara kudu diala. Jsté.
10.    Himne, nyaéta sajak anu eusina ngébréhkeun rasa cinta ka Gusti atawa ka bangsa jeung  lemah cai.
Conto:
Lembur Panineungan
Hujan nu ngaririncik mawa lamunan nu lawas katukang
Katembong lebah tanjakan tutuwuhan arajeg mapay ngajajar
Gunung nangtung bangun taya kasuwung
Sawah ngeplak lir ibarat permadani nungampar ngagelar
Bréh ka béh kidul…
Walungan matak waas tetempoan
Tangkal kihurip ngareuy mapay dahan muncang sisi gawir
Bray ka belah kulon ngembloh satungtung panenjo
Kebon sabangsaning palawija selang sekar dipelakna
Tanah pasundan tanah kahuripan
Lembur kuring panineungan
C.           Unsur-Unsur Sajak Sunda
Dumasar kana unsur-unsurna, sajak diwangun ku sababaraha unsur, diantarana:
1.    Imaji (implengan) gambaran anu karasa, kadangu, jeung katénjo sanaos ngan ukur dina bayangan.
2.    Simbol, nyaéta harti injeuman pikeun ngébréhkeun maksad eusi sajak.
3.    Irama atawa wirahma nyaéta panjang pondokna nada dina lagu.
4.    Téma nyaéta inti tangtungan  atawa inti ageman anu sipatna abstrak.
5.    Gaya basa dina sajak bisa kapangaruhan ku pangalaman atawa kasangtukang pangarang sajak.


D.            Maca Sajak anu Bener
Dina kagiatan maca, neuleman, ngararasakeun, jeung ngajén teks (aprésiasi) sajak téh kudu dipilampah kalawan daria, sabab ieu kagiatan téh  kawilang nu pangutamana, éta kagiatan téh bisa dibagi deui jadi tilu rupa, nyaéta (1) ngaguar teori sastra, (2) ngaguar éséy, jeung kritik sastra, sarta (3) ngaguar sajarah sastra.
Cara kahiji, nyaéta kagiatan nalungtik kumaha wangun sajak, kumaha fungsina, jeung kamana pangalaman-pangalaman sastrawan nu dideudeul ku rupa-rupa karya sastra nurutkeun pamanggih atawa analisis para ahli teori sastra.
Cara kadua, nyaéta kagiatan ngaguar karangan-karangan atawa esey anu aya patalina jeung karya satra (sajak), nu medar ngeunaan hade jeung gorengna éta sajak.
Cara katilu, nyaéta kagiatan ngaguar kamekaran sastra (sajak) ti mimiti gelar nepi ka kiwari, boh lobana karya sastra nu gelar, ajén sastrana, boh tokoh nu kalibet dina kamekaranana.
Hal-hal anu perlu diperhatikeun sateuacan maca sajak, diantarana:
1.    Nyurahan Sajak 
Pamaca sajak kudu bisa nyurahan (napsirkeun) eusi sajak saméméh midang. Pamaca sajak kudu bisa ngahartikeun eusi sajak, atawa paling saeutik kudu bisa ngararasakeun suasana, émosi nu nyangkaruk dina hiji sajak. Napsirkeun sajak bisa ku cara parafrase nyaéta ngarobah hiji puisi jadi prosa ku cara nambahkeun kecap-kecap sorangan kana sajak nu nyababkeun sajak jadi gampang dipikaharti. Atawa, ngahartikeun deui eusi sajak ku kecap jeung kalimah sorangan. 
Pamaca sajak kudu eungeuh kana kecap-kecap konci dina hiji sajak. Upamana dina hiji sajak aya kecap ceudeum, kulawu, berewit, késang, cimata, bisa ditangtukeun yén éta sajak téh moal jauh ti nyaritakeun kasedih. Mun dina hiji sajak aya kecap seuneu, ngagedur, peureup, beureum, bisa ditangtukeun yén eusi sajak téh nyaritakeun sumanget atawa kaambek. 

2.    Lenyepan (Penghayatan) 
Lenyepan ditangtukeun pisan ku hasil tina nyurahan kana hiji sajak. Mun nyurahanana kaliru, tangtu baé lenyepan dina maca sajakna ogé bakal kabawa salah. Upamana baé, hiji sajak nu eusina nyaritakeun kasedih, der digalantangkeun bari ambek tipopolotot, atawa sabalikna ti éta.  Alhasil, pamaca sajak kudu bener-bener bisa nyurahan heula hiji sajak saméméh magelaran. 
Lenyepan ogé kuat patalina jeung émosi. Hiji sajak kudu dibaca luyu jeung rasa atawa émosi nu nyangkaruk dina hiji sajak. Takeran rasa kudu pas jeung eusi sajak. Mindeng urang nyaksian pamaca sajak ngadon nyegruk, atawa ceurik balilihan.

3.    Artikulasi 
Artikulasi dina maja sajak nyaéta kajéntréan lebah ngucapkeun hurup, kecap, atawa kalimah. Dina maca sajak aya nu disebut cacad artikulasi, nyaéta, teu jelas dina ngucapkeun hurup lantaran létah si pamaca henteu nepi kana wewengkon artikulasi.
Upamana dina ngucapkeun hurup M  biwir kudu rapet, jeung sajabana. Mun artikulasina teu jéntré, nu ngabandungan bakal jéngkél jeung sajakna ogé bakal teu puguh kapirengna. Aya sawatara cara pikeun latihan artikulasi, diantarana ngalapalkeun kalawan gancang kalimah-kalimah nu hésé, upamana ; laeur mapay areuy, ban oplét opat, babu ibu abi. 

4.    Intonasi 
Intonasi téh lagu kalimah atawa lentong. Intonasi dina maca sajak ditangtukeun pisan ku sajakna. Intonasi karék bisa genah karasana lamun pamaca sajak bisa nyurahan  tur ngalenyepan eusi sajak. Réa pamaca sajak nu ngaheulakeun lentong batan ngalenyepan sajak. Lentong mah bakal nuturkeun mun pamaca sajak bener-bener geus ngajiwaan eusi sajakna.

5.    Wirahma 
Wirahma  téh nyaéta turun-naékna, panjang-pondokna, tarik alonna maca sajak.  Nya  wirahma pisan nu ngalantarankeun rasa jeung pikiran dina sajak terus karasa ku audien, ngawangun imaji nu hirup tur jéntré. Wirahma ngawujud tina tekenan-tekenan kana kecap. Aya nu disebut tekenen dinamik; tekenen tarik jeung alonna ucapan.
Tekanan Nada: luhur jeung handapna sora. Tekanan Tempo; gancang jeung ancana dina ngucapkeun kalimah. Sing jadi catetan yén pamaca sajak téh kudu ati-ati dina ngagunakeun témpo. Témpo kudu pas, ulah gancang teuing boh anca pisan..

6.    Randegan
Randegan atawa jéda téh nyaéta eureun sakedapan. Pamaca sajak dina macana teu nurugtug kitu baé. Lian ti ngarandeg dina tanda-tanda baca, atawa antara pada (bait) jeung pada, pamaca sajak ogé kudu ngarandeg lebah kalimah-kalimah penting dina sajak, sangkan audien bisa ngalenyepan éta kalimah penting. Randegan kieu téh digunakeun saperluna baé, sabab lamun mindeng teuing mah bakal mangaruhan kana témpo.

7.    Klimaks 
Sajak anu bakal geunah kadanguna nyaéta sajak anu dibaca atra jeung karasa klimaks atawa puncakna sarta pamaca bisa ngabina puncak. Nu disebut ngapuncak téh nyaéta nahan émosi, nahan sora, nahan témpo, saméméh nepi ka puncakna dina éta sajak.
Upama hiji sajak diwangun ku opat pada, tur klimaksna aya di pada katilu, pamaca sajak kudu bisa nahan émosi, témpo, sora dina pada kahiji. Dina pada kadua, émosi, sora, témpo, mimiti ditingkatkeun. Dina pada katilu (puncakna téa), émosi, sora jeung témpo dimaksimalkeun pisan. Dina pada kaopat minangka antiklimaks-na, émosi, sora jeung témpo diturunkeun deui. 

8.    Pasemon jeung Réngkak 
Pasemon (mimik) tangtuna ogé diluyukeun jeung rasa nu nyangjaruk dina sajak nu dibaca. Pasemon, ruak-riukna pamulu, gular-gilerna panon, ditangtukeun pisan ku jero déétna panglenyepan kana sajak nu dibaca. Sedengkeun réngkak; usikna leungeun, meureup, ngacung, gilek sirah, gejlig atawa léngkah, fungsina pikeun leuwih ngajéntrékeun naon maksudna eusi sajak. Réngkak ogé kudu puguh maksudna. Réngkak nu réa usik, bisa jadi matak teu puguh kana naon nu rék dijéntrékeun. 

Unsur- Unsur Sajak
1. Pikiran (sense) nyaeta pikiran pangarang nu nyangkaruk dina jiwana, dikedalkeun ngaliwatan karanganana.
2. Rasa (feeling) nyaeta rasa panyajak anu dikedalkeun dina sajakna, bisa rasa waas, bungah, sumanget, ambek, atawa ceuceub.
3. Gaya (tone) nyaeta gaya panyajak anu ditepikeun dina sajakna, bisa humoris, realistis, kritis, romantis atawa mikacinta ka lemah caina.
4. Maksud (intention), sok disebut oge amanat nyaeta maksud anu hayang ditepikeun ku panyajak.